Senin, 08 November 2010

usus besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi Usus Besar

1 menyimpan dan eliminasi sisa makanan,[1]

2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,[1] dengan cara menyerap air [2]

3 mendegradasi bakteri.

4 Menyerap air dari feses

Anatomi dan Histologi

Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. [3] Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.[4]

Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel Panneth), dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak [4].

Gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. [5] Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus [5] Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus.[5] Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. [5] Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa [5]. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. [5]

Caecum adalah kantung kecil, di ujungnya terdapat umbai kecil yang menggantung sepanjang ± 90 mm, dan disebut usus buntu (appendix). Usus buntu tidak jelas fungsinya pada tubuh manusia. Namun, pada beberapa mamalia pemakan rumput, usus buntu menunjukkan peranan yang cukup penting, sebab mengandung mikroorganisme untuk menghancurkan selulosa bahan tanaman berserat. Usus buntu manusia adalah ujung buntu tempat partikel makanan yang tidak dicerna sering tersangkut dan menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi di usus buntu inilah yang kemudian dikenal dengan istilah penyakit usus buntu.

Usus besar terdiri dari tiga bagian: menaik, melintang, dan menurun. Fungsi utama usus besar adalah untuk mengabsorbsi air kembali dan untuk mengeluarkan mukus yang berfungsi untuk melumasi dan membantu mengeluarkan feses. Perjalanan melalui usus besar sangat lambat, kadang-kadang memakan waktu 24 jam. Feses berhenti di usus besar menurun dan poros usus (rectum), dan secara periodik dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Di anus terdapat dua cincin sphincter yang menjaganya agar tetap tertutup

PENYAKIT USUS BESAR

SHIGELLOSIS

Shigellosis adalah penyakit akut yang menyerang usus besar dan bagian distal usus halus Yang di sebabkan oleh bakteri dari genus shigella.

Shigella adalah genus bakteri gram negatif ,fakultatif anaerobik berbentuk batang dari famili Enterobakteriaceae,terdiri dari bacillus nonmotil yang tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan yang melakukan fermentasi karbohidrat dengan asam namun tidak menghasilkan gas.

Genus Shigella terdiri atas empat spesies yaitu, Shigella Dysentriae, Shigella Flexneri, Shigella Boydii dan Shigella Sonnei. Shigellosis disebut juga Disentri basilar . Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon.

Tanda dan gejala :

1.Vomitus (muntah)

2.nyeri usus,

3. keram / nyeri perut

4.tenesmus

5.demam dapat mencapai 40 derajat celcius

6.Feses mengandung darah dan lendir (disenteri) akibat adanya ulcerasi pada mukosa usus.

Pada beberapa orang yang terinfeksi shigella, mereka dapat juga tidak menimbulkan gejala-gejala tersebut, tetapi mereka dapat menularkan bakteri shigella kepada orang lain. Berat ringannya penyakit dan “case fatality rate” tergantung dari fungsi dari inang (umur dan status gizi dari inang) serta sero tipe dari shigella.

Masa inkubasi :

Gejalanya mulai 1-7 hari atau 1-3 hari setelah terkena dan biasanya berlangsung 4-7 hari tapi ada kalanya lebih lama. Pada beberapa orang, terutama anak kecil dan orang tua, disentri dapat berbahaya, pada kasus ini pasien harus dibawa ke Rumah sakit.

Shigella Dysenteriae 1 (shiga bacillus) dapat menyebabkan penyakit serius dan komplikasi berat seperti toksix megakolon dan sindroma uremia hemolitik.

infeksi oleh S. Sonnei menimbulkan penyakit dengan gejala klinik yang pendek dan hampair tidak dan kematian kecuali pada orang dengan masalah kekebalan tubuh.

Strain tertentu dari S. flexnery dapat menyebabkan Reactive arthropathy (sindroma Reiter) khususnya pada orang yang secara genetis mempunyai antigen HLA-B275.

Cara Penularan :

Shigellosis di tularkan antara sesama manusia dari kotoran ke mulut, lewat hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kotoran.

Biasanya terjadi jika tidak bersih mencuci tangan sesudah ke WC, suatu tempat kurang air, dapat pula akibat dari hubungan kelamin, juga dapat dari makanan yang dicemari bakteri yang dibawa oleh lalat, menggunakan botol susu pada anak kecil karena botol susu susah dibersihkan sehingga memudahkan pencernakan oleh Kuman, Menyimpan makanan masak pada suhu kamar sehingga makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak

.

Tingkat virulensi spesik dari plasmid sangat menentukan tingkat kemampuan invasif dari shigella. Dosis yang diperlukan untuk menimbulkan kesakitan pada manusia cukup rendah yaitu 10-100 bakteri. Setiap orang rentan terhadap infeksi, dengan menelan organisme dalam jumlah kecil orang sudah bisa sakit; pada daerah endemis lebih sering anak-anak yang diserang dibandingkan dengan orang dewasa, diantara mereka yang terinfeksi banyak yang tanpa gejala. Orang tua dan mereka dengan debilitas, dan mereka dengan gizi kurang cenderung untuk menderita panyakit berat dan kematian. Pemberian makanan tambahan memberikan proteksi kepada bayi dan anak-anak. Dari hasil penelitian eksperimental pemberian vaksin hanya memberi perlindungan jangka pendek (satu tahun).Masa penularan penularan berlangsung selama masa akut sampai dengan organisme tidak ditemukan lagi dalm tinja feces, biasanya sampai dengan 4 minggu setelah sakit2.

Diagnosa shigellosis dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan kuman shigella dari contoh kotoran. infeksi biasanya tergabung dengan ditemukannya leukosit dalam jumlah yang sangat banyak dalam tinja dengan pemeriksaan mikroskopis dari spesimen yang dicat dengan metilin blue atau gram stain. Diagnosa bakteri dibuat dengan cara isolasi dari Shigella yang berasal dari tinja atau apus dubur. Pemeriksaan laboratorium yang cepat dan tepat dengan menggunakan media yang tepat (ada dua jenis media yaitu low selectivity – Mac Conkey agar dan satu lagi adalah high selectivity-XLD atau S/S agar) akan meningkatkan kecermatan isolasi Shigella5.

Penatalaksanaan

§ Infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena . umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare.

§ Untuk infeksi berat shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan .

Pencegahan

Instansi bersangkutan dapat melakukan suatu upaya terorganisir dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat.
· Mencuci tangan dengan sabun atau sejenisnya secara teratur dan teliti, terutama setelah dari WC, setelah mengganti popok, dan sebelum mempersiapkan makanan atau minuman,
· Teliti mencuci sayur dan buah yang akan dimakan mentah,
· Membuang kotoran dari popok sebagaimana mestinya,
· Orang yang sakit karena shigellosis sebaiknya tidak menyiapkan makanan,Orang yang sakit karena shigellosis sebaiknya tidak beraktifitas di tempat umum.
· Lakukan investigasi terhadap makanan, air susu yang mungkin tercemar dan terapkan prinsip-prinsip umum dari sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan.

Cara-cara pemberantasan

Secara umum upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan higiene dan sanitasi, namun hal tersebut sulit diterapkan karena masalah biaya. Yang mempunyai potensi CFR tinggi adalah infeksi oleh S. dysenteriae 1 yang resisten terhadap antibiotik. Tindakan untuk mengatasi infeksi oleh S. dysenteriae 1 sama dengan tindakan yang dilakukan terhadap demam tifoid yaitu menemukan sumber infeksi. Namun pendekatan ini tidak tepat jika diterapkan pada infeksi S. sonnei yang terjadi didalam rumah. Penularan common source melalui makanan dan air membutuhkan tindakan investigasi yang cepat dan tepat dan intervensi segera dilakukan tanpa harus menunggu hasil spesies apa penyebabnya. Wabah yang terjadi di insitusi memerlukan cara tertentu untuk mengatasinya termasuk memisahkan penderita dengan orang sehat dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap kebiasaan cuci tangan serta melakukan kultur secara berulang terhadap spesimen yang diambil dari pasien dan pengunjung. Wabah yang paling sulit diberantas adalah: kalau terjadi pada kelompok anak-anak; atau kalau terjadi pada kelompok retardasi mental; dan di daerah sulit air.


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar